Life is Just a Bunch of Opportunities
Gue mulai
sama cerita dulu deh. Faris temen gue yang kuliah di Yogyakarta ceritanya lagi
pulang ke Samarinda. Singkat cerita karena lama nggak ketemu gue janjian lah
ketemuan sama dia. Gue janjian main ke rumahnya. Rencana udah diatur. Pada hari
janjian, gue langsung berangkat dari kampus ke rumah temen gue ini. Gue ketok
pintu rumahnya tapi nggak ada jawaban. Gue telepon temen gue, ponselnya sibuk.
Tapi gue yakin dia ada di dalam rumah karena gue bisa denger suara televisi
dari dalam. Akhirnya kurang lebih 15 menit gue berusaha mengetuk tapi ternyata
dia nggak denger juga. Gue memutuskan pulang berhubung sebentar lagi sholat
jumat (hari itu pas hari jumat). Sebel? Sedikit sih. Bukan karena gue nggak
dibukain pintu, lebih karena gue kehilangan kesempatan main sama sahabat gue
yang emang nggak sering sering banget balik secara dia kuliah di luar pulau.
Setelah itu gue sms aja, kasih informasi kalau tadi gue udah dateng tapi
kayaknya nggak ada orang dirumah. Ternyata bener dia ada dirumah dan televisi menyala,
tetapi dia lagi teleponan sama temennya di Yogya sana soal tugas kuliah. Nggak
aneh kalau ponselnya sibuk waktu gue hubungin. Hahaha.. So in the end our plan
is totally not working.
So guys,
what i want to say is life's sometimes just like my story above. Kadang kita
udah punya master plan dari jangka pendek, menengah, bahkan master plan jangka
panjang soal what we want to do in our life. Semacam prosedur kerja lah
istilahnya. Kita seakan akan udah tau bahwa nanti kita bakal pergi kesini,
kuliah di jurusan ini, universitas itu, kerja di perusahaan ini, punya mobil
merek itu, dan banyak rencana hidup yang kesannya kita lah yang mengatur dan
merencanakan hidup kita sendiri. Kaget? Aneh sama kata-kata barusan? Harusnya
enggak. Karena banyak dari kita mungkin saja lupa kalau kita ini hanyalah
pelaksana tugas. Bukan perencana apalagi pengatur. Gue ambil analogi begini
deh, anggaplah hidup ini adalah sebuah mobil taksi. Kita adalah supirnya dan
tugas supir adalah mengantar penumpang
kemana pun asal tarifnya sesuai. Nah, berarti supir bukanlah pengendali tujuan dari mobil taksi itu kan.
Penumpang lah yang mengatur si supir taksi ini harus kemana, lewat mana, dan
harus berhenti dimana.
Sekarang gue
kembaliin deh ke realitanya. Mobil taksi tadi adalah hidup kita ini, yang gue
dan lu jalanin sekarang. Saat ini. Si supir tadi adalah kita, gue dan lu. So
last but not least, who's the passenger? Penumpang tadi adalah Tuhan. Banyak
dari kita lupa akan perannya sehingga pada saat membuat rencana hidup
seakan-akan mengambil alih peran Tuhan. Padahal kita ini Cuma pelaksana loh
guys. Nggak percaya? Gue lulus kuliah dengan nilai UN biologi tertinggi se-SMA
gue, dulu gue pengen dapet beasiswa ke Jepang untuk kuliah jurusan biologi yang udah gue impiin dari kelas 2
SMA tapi ternyata gue gagal. Gue akhirnya kekeuh pengen kuliah di jurusan
biologi tapi ternyata nggak jodoh, tawaran di IPB ditolak, di ITB dan UI juga
gagal tuh. Akhirnya malah gue masuk jurusan Teknik Kimia. But in the end,
alhamdulillah gue bisa ketemu banyak banget kesempatan dalam hidup yang seru.
Gue dikirim ke Jakarta buat konferensi mahasiswa Teknik Kimia se-Indonesia, gue
bisa jadi penyiar radio beken se-Samarinda, gue bahkan punya fans! Gue bisa
kerja praktik di perusahaan Gas No. 1 di dunia, gue punya kesempatan direkrut
perusahaan oil and gas service No. 1 di dunia, dan masih banyak hal yang gue
alamin yang bahkan nggak pernah terlintas di pikiran gue. Kepikiran aja nggak
apalagi di rencanain.
Terus
mungkin ada dari lu yang mikir, "ya udah lah, nggak usah ngerencanain
apa-apa kalau gitu. Biarin aja hidup ngalir. Toh kita Cuma ngelaksanain tugas
doang??" Ya enggak gitu juga kali. Itu namanya lu udah nyerah sama hidup.
Artinya mau dimatiin terserah, mau dikasih tetep hidup ya terima kasih. It's a
waste. Gue bukan bilang kita nggak boleh bikin rencana hidup loh ya, tapi gue
Cuma bilang kita harus ingat pada saat merencanakan sesuatu harus kita
kembalikan sama Tuhan. Bukannya Tuhan itu mengikuti prasangka hamba-Nya?
Komunikasikan dengan Tuhan bahwa ini adalah rencana hidup kita dan kita akan
berusaha mencapainya. Namun apabila harus ada yang berubah ya kita harus lapang
dada menerima semua perubahan itu, karena Tuhan yang lebih tau atas semua hal.
Satu hal penting lagi, ketika kita menginginkan sesuatu atau ingin rencana kita
berjalan sesuai yang kita mau, dan ternyata tidak tercapai, itu bukannya Tuhan
nggak mau ngasih hal itu ke kamu. Tapi kadang itu terjadi hanya karena kita
belum pantas. Artinya, ketika lu pengen sesuatu atau pengen rencana hidupnya
berjalan sesuai yang lu mau, ya bikin diri lu pantes dulu mendapatkannya.
Caranya? Banyak. Ya ibadahnya ditambah, lebih rajin, amalan sunnahnya
dikerjain, lebih banyak berbuat baik, kurangin deh tuh hal-hal yang sekiranya
nggak perlu, intinya lu bisa cari kok apapun yang bisa bikin diri lu seorang
pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Biar Tuhan yakin bahwa rencana lu
emang yang terbaik buat lu.
Haha.. Oh
iya satu lagi. Selalu ingat kalau ada satu kesempatan hidup yang lu lewatin,
jangan buang-buang waktu lu untuk menangisi kesempatan yang lewat itu. Mending
lu langsung move on, get your chin up, dan liat lagi kesempatan mana lagi yang
lagi tersedia. Karena pasti ada pintu lain yang terbuka kalau pintu lain
tertutup, ya kalau tertutup semua lewat jendela aja. LOL. Have a good day,
everyone. Cheers!
mantap di, haha
ReplyDelete